KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami atas kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka kami bisa menyelesaikan sebuah makalah. Shalawat beserta salam semoga tercurah limpahkan kepada junjungan alam nabi besar muhamad SAW. Beserta keluargaya, sahabatnya dan tabiinnya
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul "intelegensi", yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajarinya.
Makalah ini disusun untuk memyelesaikan tugas pada Mata kuliah psikologi umum dan perkembanagan di sekolah tinggi agama islam dr. khez muttaqien, pada program studi Pendidikan Agama Islam. Maka harapan penulis kiranya makalah ini, sesuai dengan harapan Bapak Dosen pada mata kuliah yang dimaksud.
Dalam proses penyusunan makalah ini, tentunya penulis mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi, dan saran. Untuk itu rasa terima kasih yang dalam penulis kepada yang terhormat :
Ibu Dosen Dra. H, Euis Nurjanah selaku Pembina Mata kuliah psikologi umum dan perkembanagan
Rekan-rekan Mahasiswa yang telah memberikan masukan dalam penyusunan makalah ini.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.
Penulis menyadari bahwa sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan kekurangan sehingga hanya yang demikian saja yang dapat penulis berikan. Penulis juga sangat mengaharapkan kritikan dan saran dari para pembaca yang sifatnya membangun, sehingga penulis dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam penyusunan makalah selanjutnya.
A.PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Manusia adalah ciptaan Allah Yang sempurna dimuka bumi dibandingkan dengan mahluk lain . Manusia diberi daya cipta, rasa dan karsa yang memungkinkan manusia untuk berbuat lebih besar dari pada otak mereka yang kecil. Kekuatan berpikir itulah yang sering disebut-sebut dengan intelegensi. Manusia yang mempunyai intelegensi yang tinggi, tentulah mereka lebih unggul daripada manusia yang memiliki intelegesi yang rendah. Intelegensi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh setiap insan. Intelegensi ini sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia, keberhasilan, dan kesuksesan. Namun tingkat intelegensi yang dimiliki setiap orang pastilah berbeda. Ini dikarenakan bahwa intelegensi seseorang memang tergantung pada faktor-faktor yang membentuk intelegensi itu sendiri.
Namun perlu ditekankan bahwa intelegensi itu bukanlah IQ di mana kita sering salah tafsirkan. Sebenarnya intelegensi itu menurut “Claparde dan Stern” adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri secara mental terhadap situasi dan kondisi baru. Berbagai macam tes telah dilakukan oleh para ahli untuk mengetahui tingkat intelegensi seseorang. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat intelegensi seseorang. Oleh karena itu banyak hal atau faktor yang harus kita perhatikan supaya intelegensi yang kita miliki bisa meningkat.
Rumusan Masalah
Agar pembahasan dalam makalah ini tidak lari dari sub judul, ada baiknya penyusun merumuskan masalah-masalah yang akan dibahas, antara lain:
Pengertian intelegensi
Macam-macam intelegensi
Faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi
Hal-hal yang berhungan dengan intelegensi.
Ciri-ciri perbuatan intelegensi
Tujuan Penulisan
Tujuan penyusun menulis makalah ini antara lain :
Untuk melengkapi tugas makalah psikologi umum;
Mahasiswa memahami pengertian intelegensi;
Mahasiswa mengerti macam-macam intelegensi;
Mahasiswa mampu mengklasifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi;
Mahasiswa mampu mengklasifikasi hal-hal yang berhubungan denggan intelegensi;
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Intelegensi
Menurut pengertian istilah, inteligensi berarti kecerdasan yaitu kemampuan seseorang dalam berfikir dan belajar, menemukan pemecahan masalah, caranya memproses sesuatu hal, dan kemampuan yang dimiliki untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Di dalam ilmu psikologi dikenal adanya istilah inteligensi yang dapat menggantikan berbagai istilah yang berhubungan dengan kecerdasan manusia.
Pada dasarnya psikologi adalah ilmu tentang tingkah laku, jadi sejarah intelegensi dalam psikologi jika dikaitkan dengan istilah inteligensi maka ada tingkah laku yang membutuhkan banyak inteligensi dan tingkah laku yang membutuhkan sedikit inteligensi.
Misalnya, untuk mengamati kupu – kupu yang beterbangan di taman, seseorang cukup menikmati keindahan warna kupu – kupu tersebut tanpa diperlukan tingkat inteligensi yang tinggi. Berbeda hanya jika ia akan mengklasifikasikan kupu – kupu tersebut ke dalam nama dan jenis masing – masing yang berbeda maka inteligensi yang tinggi dibutuhkan dalam hal ini.
Intelegensi merupakan potensi bawaan yang sering dikaitkan dengan berhasil tidaknya anak belajar disekolah. Dengan kata lain, intelegensi dianggap sebagai faktor yang menentukan berhasil atau tidaknya anak disekolah. Kecerdasan (Inteligensi) secara umum dipahami pada dua tingkat yakni: kecerdasan sebagai suatu kemampuan untuk memahami informasi yang membentuk pengetahuan dan kesadaran. Kecerdasan sebagai kemampuan untuk memproses informasi sehingga masalah-masalah yang kita hadapi dapat dipecahkan (problem solved) dan dengan demikian pengetahuan pun bertambah. Sternberg dalam Santrock mengatakan bahwa secara umum intelegensi dibedakan menjadi 3 diantaranya:
Inteligensi Analitis
Yaitu kecerdasan yang lebih cenderung dalam proses penilaian objektif dalam suatu pembelajaran dalam setiap pelajaran, selalu mendapatkan nilai yang bagus dalam setiap hasil ujian. Misalnya: seorang individu dalam ujian disetiap pelajarannya selalu mendapatkan nilai di atas rata-rata.
Inteligensi Kreatif
Yaitu kecerdasan yang lebih cenderung pada sifat-sifat yang unik, merancang hal-hal yang baru. Misalnya: seorang peserta didik diinstrusikan untuk menuliskan kata “P O H O N” oleh gurunya, tetapi jawaban seorang individu yang kreatif dengan menggambarkan sebuah pohon.
Inteligensi Praktis
Yaitu kecerdasan yang berfokus pada kemampuan untuk menggunakan, menerapkan, mengimplementasikan, dan mempraktikan. Misalnya: seorang individu mendapatkan skor rendah dalam tes IQ tradisional, tetapi dengan cepat memahami masalah dalam kehidupan nyata, contohnya dalam pembelajaran praktikum di laboratorium, akan cepat memahami karena dibantu dengan berbagai peralatan dan media.
2.2 Macam-macam IntelIgensi
Ada beberapa macam intelegensi, antara lain :
Inteligensi keterampilan verbal
Yaitu kemampuan untuk berpikir dengan kata-kata dan menggunakan bahasa untuk mengungkapkan makna. Contohnya: seorang anak harus berpikir secara logis dan abstrak untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang bagaimana beberapa hal bisa menjadi mirip. Contoh pertanyaannya “Apa persamaan Singan dan Harimau”?. Cenderung arah profesinya menjadi: (penulis, jurnalis, pembicara).
Inteligensi keterampilan matematis
Yaitu kemampuan untuk menjalankan operasi matematis. Peserta didik dengan kecerdasan logical mathematical yang tinggi memperlihatkan minat yang besar terhadap kegiatan eksplorasi. Mereka sering bertanya tentang berbagai fenomena yang dilihatnya. Mereka menuntut penjelasan logis dari setiap pertanyaan. Selain itu mereka juga suka mengklasifikasikan benda dan senang berhitung. Cenderung profesinya menjadi: (ilmuwan, insinyur, akuntan)
Inteligensi kemampuan ruang
Yaitu kemampuan untuk berpikir secara tiga dimensi. Cenderung berpikir secara visual. Mereka kaya dengan khayalan internal (Internal imagery) sehingga cenderung imaginaif dan kreatif. Contohnya seorang anak harus menyusun serangkaian balok dan mewarnai agar sama dengan rancangan yang ditunjukan penguji. Koordinasi visual-motorik, organisasi persepsi, dan kemampuan untuk memvisualisasi dinilai secara terpisah. Cenderung menjadi profesi arsitek, seniman, pelaut.
Inteligensi kemampuan musical
Yaitu kepekaan terhadap pola tangga nada, lagu, ritme, dan mengingat nada-nada. Ia juga dapat mentransformasikan kata-kata menjadi lagu, dan menciptakan berbagai permainan musik. Mereka pintar melantunkan beat lagu dengan baik dan benar. Mereka pandai menggunakan kosa kata musical, dan peka terhadap ritme, ketukan, melodi atau warna suara dalam sebuah komposisi music.
Inteligensi Keterampilan kinestetik tubuh
Yaitu kemampuan untuk memanipulasi objek dan mahir sebagai tenaga fisik. Senang bergerak dan menyentuh. Mereka memiliki control pada gerakan, keseimbangan, ketangkasan, dan keanggunan dalam bergerak. Mereka mengeksplorasi dunia dengan otot-ototnya. Cenderung berprofesi menjadi ahli bedah, seniman yang ahli, penari.
Inteligensi Keterampilan intrapersonal
Yaitu kemampuan untuk memahami diri sendiri dengan efektif mengarahkan hidup seseorang. Memiliki kepekaan perasaan dalam situasi yang tengah berlangsung, memahami diri sendiri, dan mampu mengendalikan diri dalam konflik. Ia juga mengetahui apa yang dapat dilakukan dan apa yang tidak dapat dilakukan dalam lingkungan social. Mereka mengetahui kepada siapa harus meminta bantuan saat memerlukan. Cenderung berprofesi menjadi teolog, psikolog.
Inteligensi keterampilan interpersonal
Yaitu kemampuan untuk memahami dan secara efektif berinteraksi dengan orang lain. Pintar menjalin hubungan social, serta mampu mengetahui dan menggunakan beragam cara saat berinteraksi. Mereka juga mampu merasakan perasaan, pikiran, tingkah laku dan harapan orang lain, serta mampu bekerja sama dengan orang lain.
Inteligensi keterampilan naturalis
Yaitu kemampuan untuk mengamati pola di alam serta memahami system buatan manusia dan alam. Menonjol ketertarikan yang sangat besar terhadap alam sekitar, termasuk pada binatang, diusia yang sangat dini. Mereka menikmati benda-benda dan cerita yang berkaitan dengan fenomena alam, misalnya terjadinya awan, dan hujan, asal-usul binatang, peumbuhan tanaman, dan tata surya.
Inteligensi emosional
Yaitu kemampuan untuk merasakan dan mengungkapkan emosi secara akurat dan adaftif (seperti memahami persfektif orang lain).
Orang yang berjasa menemukan tes inteligensi pertama kali ialah seorang dokter bangsa Prancis Alfred Binet dan pembantunya Simon. Tesnya terkenal dengan nama tes Tes Binet-Simon. Seri tes dari Binet-Simon ini, pertamakali diumumkan antara 1908-1911 yang diberi nama : “Chelle Matrique de l’inteligence” atau skala pengukur kecerdasan. Tes binet-simon terdiri dari sekumpulan pertanyaan-pertanyaan yang telah dikelompok-kelompokkan menurut umur (untuk anak-anak umur 3-15 tahun). Pertanyaan-pertanyaaan itu sengaja dibuat mengenai segala sesuatu yang tidak berhubungan dengan pelajaran di sekolah. Seperti mengulang kalimat, dengan tes semacam inilah usia seseorang diukur atau ditentukan. Dari hasil tes itu ternyata tidak tentu bahwa usia kecerdasan itu sama dengan usia sebenarnya (usia kalender). Sehingga dengan demikian kita dapat melihat adanya perbedaan-perbedaan IQ (Inteligentie Quotient) pada tiap-tiap orang/anak.
Dewasa ini perkembangan tes itu demikian majunya sehingga sekarang terdapat beratus-ratus macam tes, baik yang berupa tes verbal maupun nonverbal. Juga dinegeri kita sudah mulai banyak dipergunakan te, dalam lapangan pendidikan maupun dalam memilih jabatan-jabatan tertentu. Klasifikasi IQ antara lain :
Genius 140 ke atas
Sangat Cerdas 130-139
Cerdas (superior) 120-129
Di atas rata-rata 110-119
Rata-rata 90-109
Di bawah rata-rata 80-89
Garis Batas 70-79
Moron 50-69
Imbisil, Idiot 49 ke bawah
2.3 Faktor yang mempengaruhi Inteligensi
Seperti yang telah kita ketahui bahwa setiap individu memiliki tingkat intelegensi yang berbeda. Perbedaan intelegensi itu, dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
Pengaruh faktor bawaan
Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa individu-individu yang berasal dari suatu keluarga, atau bersanak saudara, nilai dalam tes IQ mereka berkolerasi tinggi ( + 0,50 ) orang yang kembar ( + 0,90 ) yang tidak bersanak saudara ( + 0,20 ), anak yang diadopsi korelasi dengan orang tua angkatnya ( + 0,10 – +0,20 ).[6]
Pengaruh faktor lingkungan
Perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi. Oleh karena itu ada hubungan antara pemberian makanan bergizi dengan intelegensi seseorang. Pemberian makanan bergizi ini merupakan salah satu pengaruh lingkungan yang amat penting selain guru, rangsangan-rangsangan yang bersifat kognitif emosional dari lingkungan juga memegang peranan yang amat penting, seperti pendidikan, latihan berbagai keterampilan, dan lain-lain (khususnya pada masa-masa peka). Ada beberapa lingkungan yang berpengaruh terhadap intelegensi, antara lain :
Lingkungan keluarga;
Pengalaman pendidikan;
Stabilitas inteIigensi dan IQ
Intelegensi bukanlah IQ. Intelegensi merupakan suatu konsep umum tentang kemampuan individu, sedang IQ hanyalah hasil dari suatu tes intelegensi itu (yang notabene hanya mengukur sebagai kelompok dari intelegensi). Stabilitas intelegensi tergantung perkembangan organik otak.
Pengaruh faktor kematangan
Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya (berkaitan erat dengaan umur).
Pengaruh faktor pembentukan
Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi. Dapat kita bedakan pembentukan sengaja (seperti disekolah) dan pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam sekitar).
Minat dan pembawaan yang khas
Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan-dorongan (motif-motif) yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar. Apa yang menarik minat seseorang mendorongnya untuk berbuat lebih giat dan lebih baik.
Kebebasan
Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang tertentu dalam memecahkan masalah-masalah. Manusia mempunyai kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah sesuai dengan kebutuhannya.
Semua faktor tersebut di atas bersangkutan satu sama lain. Untuk menentukan intelegensi atau tidaknya seseorang, kita tidak dapat hanya berpedoman kepada salah satu faktor tersebut, karena intelegensi adalah faktor total. Keseluruhan pribadi turut serta menentukan dalam perbuatan intelegensi seseorang.
2.4 Beberapa hal yang berhubungan dengan Inteligensi
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam masalah intelegensi, antara lain :
Inteligensi Dengan Bakat
Inteligensi merupakan suatu konsep mengenai kamampuan umum individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan. Dalam kemampuan yang umum ini terdapat keampuan-kemampuan yang amat spesifik. Kemampuan ini memberikan pada individu suatu kondisi yang memungkinkan tercapainya pengetahuan, kecakapan, atau keterampilan tertentu setelah melalui suatu latihan. Inilah yang disebut bakat atau aptitude. Karena suatu tes inteligensi tidak dirancang khusus untuk menyingkap kemampuan-kemampuan khusus ini, maka bakat tidak dengan segera diketahui lewat tes inteligensi. Demikian juga, karena rangsang lingkungan dengan tidak sadar selalu diarahkan pada kemampuan-kemampuan khusus ini maka bakat tidak selalu dengan sendirinya menampakkan diri.
Alat yang digunakan untuk menyingkap kemampuan khusus ini disebut aptitude test atau tes bakat. Karena sifatnya khusus, maka tes ini dirancang khusus untuk mengungkap kemampuan yang amat spesifik.
Inteligensi dan Kreativitas
Kreatifitas merupakan salah satu ciri dari perilaku yang inteligen karena keativitas juga merupakan manifestsi dari suatu proses kognitif, meskipun demikian, hubungan antara kreativitas dengan inteligensi tidak selalu menunjukkan keselarasannya. Walaupun ada anggapan kreatifitas mempunyai hubungan yang bersifat kurva linear dengan inteligensi, tetapi bukti-bukti yang diperoleh dari berbagai penelitian tidak mendukung pendapat itu. Skor IQ yang rendah memang diikuti tingkat kreativitas yang rendah, namun semakin tinggi skor IQ tidak selalu diikuti oleh tingkat keativitas yang tinggi. Sampai pada skor IQ tertentu, masih dapat korelasi yang cukup berarti.
Permasalahan diatas menimbulkan banyak pertanyaan mengapa ini terjadi. Salah satu jawabannya diberikan oleh J. P. Guilfrod. Ia menjelaskan bahwa kreatifitas adalah suatu proses berfikir yang bersifat divergen, yaitu kemampuan untuk memberikan alternatif jawaban berdasarkan informasi yang diberikan. Sebaliknya, tes inteligensi hanya dirancang untuk mengukur proses berfikir yang bersifat konvergen, yakni kemampuan untuk memberikan satu jawaban atau kesimpulan yang logis berdasarkan informasi yang diberikan
Hubungan inteligensi dengan kehidupan
Memang kecerdasan/intelegensi seseorang memainkan peranan yang penting dalam kehidupannya. Akan tetapi kehidupan adalah sangat kompleks, intelegensi bukan satu-satunya faktor yang menentukan sukses tidaknya kehidupan seseorang. Banyak lagi faktor yang lain, seperti faktor kesehatan dan ada tidaknya kesempatan. Orang yang sakit-sakitan saja meskipun intelegensinya tinggi dapat gagal dalam usaha mengembangkan dirinya dalam kehidupannya. Demikian pula meskipun cerdas jika tidak ada kesempatan mengembangkan dirirnya dapat gagal pula.
Juga watak (pribadi) seseorang sangat berpengaruh dan turut menentukan. Banyak di antara orang-orang yang sebenarnya memiliki intelegensi yang cukup tinggi, tetapi tidak mendapat kemajuan dalam kehidupannya. Ini disebabkan/karena misalnya, kekurangan-mampuan bergaul dengan orang-orang lain dalam masyarakat,atau kurang memiliki cita-cita yang tinggi, sehingga tidak/kurang adanya usaha untuk mencapainya.
Sebaliknya, ada pula seorang yang sebenarnya memiliki intelegensi yang sedang saja, dapat lebih maju dan mendapat kehidupan yang lebih layak berkat ketekunan dan keuletannya dan tidak banyak faktor-faktor yang menggagu atau yang merintanginya. Akan tetapi intelejensi yang rendah menghambat pula usaha seseorang untuk maju dan berkembang, meskipun orang itu ulet dan bertekun dalam usahanya. Sebagai kesimpulan dapat kita katakan: Kecerdasan atau intelejensi seseorang memberi kemungkinan bergerak dan berkembang dalam bidang tertentu dalam kehidupannya. Sampai di mana kemungkinan tadi dapat direalisasikan, tergantung pula kepada kehendak dan pribadi serta kesempatan yang ada. Jelaslah sekarang bahwa tidak terdapat korelasi yang tetap antara tingkatan intelegensi dengan tingkat kehidupan seseorang.
2.5. Ciri-ciri Perbuatan Intelegensi
Suatu perbuatan dapat dianggap intelegen bila memenuhi beberapa syarat, antara lain:
Masalah yang dihadapi banyak sedikitnya merupakan masalah yang baru bagi yang bersangkutan.
Perbuatan intelegen sifatnya serasi tujuan dan ekonomis.
Masalah yang dihadapi harus mengandung suatu tingkat kesulitan bagi yang bersangkutan.
Keterangan pemecahan masalahnya harus dapat diterima oleh masyarakat.
Perbuatan intelegen bercirikan kecepatan, cepat tanggap dan tangkas.
Membutuhkan pemusatan perhatian dan menghindarkan perasaan yang mengganggu jalannya pemecahan masalah yang dihadapi.
Contoh perbuatan yang menyangkut intelejensi: jika seseorang mengamati taman bunga, ini adalah persepsi. Tetapi kalau ia mengamati bunga-bunga yang sejenis atau mulai menghitung, menganalisa, membandingkan dari berbagai macam bunga yang ada dalam taman tersebut, maka perbuatannya sudah merupakan perbuatan yang berintelegensi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam pembahasan Inelegensi memang harus benar-benar dipahami secara teliti biar kita semua bisa tau apa Intelegensi itu sendiri. Yang lebih penting lagi yang harus dipahami secara detail dalam pembagian kecerdasan/tingkat kecerdasan, dengan memahami tingkat kecerdasan itu kita bisa tahu bahwa dalam diri kita ini ada kecerdasan yang tidak pernah kita sadari meski dalam sekolah-sekolah kita tidak pernah mendapatkan rangking, orang selalu menganggap bahwa orang yang cerdas adalah orang yang dapat rangking kelas dan yang bisa jawab soal ujian, namun orang yang mampu dalam menghias, main musik tidak dianggap kecerdasan. Dari itu, sangat perlulah kita memahami intelegensi dan tingkat intelegensi biar tidak ada kesalah pahaman dalam mengartikan intelegensi itu sendiri.
Intelegensi juga mempunyai hubungan dan perbedaan dengan bakat maupun kreativitas, tapi yang perlu kita ketahui, bakat dan kreativitas adalah hasil yang didapat dari intelegensi itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
https://misbakhudinmunir.wordpress.com/2010/07/14/kemampuan-dan-intelegensi/ di akses pada 11November2018
http://yogieaffandi.blogspot.com/2011/09/pengertian-intelegensi.html, di akses pada 11November2018
http://yogieaffandi.blogspot.com/2011/09/pengertian-intelegensi.html, di akses pada 11November2018
http://kita-mahasiswa.blogspot.com/2016/05/konsep-ketuhanan-dalam.html di akses pada 11November2018